Menua dalam Dekapan Pengetahuan
![]() |
| gambar dari Pinterest.com |
Barangkali, menua bersama pasangan ialah cita-cita adiluhung yang diinginkan oleh sebagian besar orang-orang. Ditengah kehidupan yang telah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa, Dia menjadikan setiap mahluk berpasang-pasangan, agar menjadi sumber ketenteraman dan ketenangan antara satu sama lain. Sungguh, tiada hal yang paling dirindukan oleh jiwa-jiwa yang merindu, selain sahabat karib berbagi bahagia dan duka lara kehidupan yang senantiasa menerjang manusia—sebagai upaya menyempurnakan diri sebagai mahluk yang terus berikhtiar mendekatkan diri hanya kepadaNya dan tak selainNya.
Berpasangan hingga masa senja menyapa terkesan begitu misterius. Tiada siapapun yang berani mengklaim masa depan akan bergerak berubah wujud seperti menjadi seperti apa. Begitu pula, dalam harapan menua bersama menjadi doa yang dirapalkan diam-diam seseorang dalam setiap penghujung sholat. Mengharapkan kebaikan dan kemurahhatianNya untuk mengabulkan bait-bait doa yang dirapalkan sepasang tangan para manusia yang terus menadah pada waktu tertentu sepanjang hari.
Menua berarti belajar untuk berlapang hati seluas bak samudera untuk menampung segala kegelisahan dan ketakutan diri. sebab, menua ialah pengingat akan keterpisahan antara jiwa yang satu dengan yang lain dalam kematian yang sewaktu-waktu datang mengintai dalam segala sudut. Bagaimana memaknai keterpisahan dalam mahligai kecintaan antara sepasang insan manusia yang saling mencintai dan tak ingin berakhir seorang diri?
Kecintaan yang melahirkan kecenderungan hati pada pasangan dalam bentuk komitmen dan kesetiaan akan memunculkan sisi kerentanan yang lain. Ketika cinta hanya berwujud pada kehadiran sosok. Ketika belahan jiwa tiada, akankah diri tetap beristiqomah dalam menjaga api cinta tersebut? Ataukah ia perlahan redup seiring keterpisahan itu? Maka, pengetahuan haruslah menjadi sahabat terbaik seorang manusia dalam mengarungi badai kehidupan. Agar ia tak terjebak pada fantasi-fantasi yang dibisikkan oleh setan-setan imaji dalam diri manusia akan keterpisahan yang kelak dialami oleh setiap pasangan. Antara ditinggalkan maupun meninggalkan.
Melalui pengetahuan, manusia belajar untuk menyadari bahwa cinta menembus tapak batas. Cinta tak lagi dihadirkan pada apa yang nampak, melainkan cinta senantiasa hadir walaupun tubuh telah tiada. Sebab, jiwa akan senantiasa abadi dalam diri para pecinta nan perindu pada seseorang yang dicintai.
Keterpisahan antara pasangan bukanlah bentangan jarak yang menjadi jurang pemisah akan keterbatasan cinta, karena bagi pencinta, tiada jarak antara dirinya dan seseorang yang dikasihi. Mereka telah menjadi satu. Cinta sejati akan menggerakkan jiwa para pencinta untuk menggelorakan api cinta dalam kehidupan. Ia menjadi kekuatan hingga kematian datang menyapa.
Menuliskan ini, mengingatkan saya pada film animasi berjudul Up, yang berkisah mengenai seorang Kakek yang bertekad ingin menjelajahi Amerika Selatan, demi menemukan air terjun Paradise Falls. Keberanian itu terlahir akan janji masa kecilnya pada mendiang istrinya yang telah terlebih dulu berpulang. Dalam durasi awal, menampilkan sisi melankolis sosok utama yang harus berjuang menerima kenyataan kematian mendiang istrinya. Bukan hal yang mudah bagi si Kakek untuk menjalani kehidupan seorang diri tanpa belahan jiwa yang telah menemaninya hampir lebih dari setengah abad kehidupannya.
Melalui film tersebut, kita menemukan sebuah gambaran riil yang bersifat fiksi, tetapi menjadi pengingat diri bahwa cinta menjadi kekuatan atas pembebasan diri manusia dari keterpurukan. Terlepas dari sepenggal kisah film di atas, kita harus memafhumi, pengetahuan haruslah menjadi basis bagi eksistensi cinta. Agar ia menemukan wadah yang tetap agar senantiasa menyala.
Menua
bersama pengetahuan, berarti kita memperpanjang api cinta kita pada apapun—terutama
belahan jiwa. Sebab, pengetahuan mendidik diri untuk mencintai secara
sebaik-baiknya. Dan pengetahuan yang sejatinya, ialah ketika kita saling mencintai
atas namaNya.
Sanana,
19/09/2022


.jpeg)
Komentar
Posting Komentar