Lima Alasan Dibalik Big Why Ngeblog
![]() |
| Dokumen pribadi |
Dari identitas
pemikiran itulah, saya bertanya pada diri sendiri, apa hal yang paling ingin
saya tulis? Adakah sesuatu yang membangkitkan rasa ingin tahu hingga mencari
tahu hingga lupa waktu? Apa yang ingin saya bagikan pada orang lain? Apa yang paling
menggelisahkan diri saya sepanjang hari? Rentetan pertanyaan itu bermuara pada dua
hal yaitu menulis dan membaca.
Tanpa membaca,
saya tak mungkin bisa menulis secara baik dan benar. Tanpa menulis, bagaimana
saya menyusun balok demi balok pengetahuan yang saya peroleh dari bacaan? Dua hal
yang tak mungkin dipisahkan satu sama lain. Maka, ketika diberi tugas tentang Big
Why Ngeblog, saya bertanya pada diri sendiri mengenai perasaan apa yang
saya alami saat berhasil mengunggah tulisan di blog.
Ada
rasa senang karena berhasil menerbitkan tulisan di blog sendiri. Pada sisi yang
lain, saya menemukan kecenderungan diri untuk memilih blog sebagai platform untuk
menjadi rumah utama bagi tulisan saya sendiri. Nah, dibalik Big Why Ngeblog,
ada tiga alasan ngeblog.
1. Menemukan Diri Yang Lain
Selama
ini, ada banyak hal yang menarik perhatian saya untuk dijadikan tulisan,
sayangnya saya belum benar-benar menemukan hal yang paling dekat dengan diri saya
sendiri. Dalam hal ini, tulisan seperti apa yang benar-benar menggambarkan diri
saya sendiri.
Barangkali bagi sebagian orang, ini alasan yang cenderung bisa bersifat subjektif. Namun, bagi saya, ini hal yang cukup penting untuk membantu saya untuk mengurai kekusutan dari diri saya yang lain. Karena, setelah membaca ulang tulisan-tulisan saya di blog, perlahan tapi pasti saya jadi tahu ke mana saya harus menuju. Tentu ini menjadi hal yang saya syukuri, kalau saya tidak menulis di blog, belum tentu saya jadi benar-benar tahu hal apa yang paling saya inginkan. Walaupun saya harus belajar pelan-pelan untuk bisa menuju sesuatu hal yang paling saya inginkan.
2. Menjadi Cerewet Tapi Bahagia
Sebenarnya,
menulis di blog adalah hal yang paling menyenangkan karena saya bisa ‘cerewet
tanpa batas’, tentu saja juga harus dibarengi dengan kelancaran ide yang
mengalir di kepala. Karena sejujurnya, di dunia nyata, saya termasuk orang yang
sungkan untuk bisa bercerita panjang kali lebar dengan orang lain, kecuali
orang-orang yang telah akrab. Saya senang merespon apapun, hingga kerapkali
dibilang cerewet. Padahal, sebenarnya tidak.
Saya hanya
ingin berbagi sudut pandang saja, tetapi saya kadang lupa kalau tidak semua orang
mau mendengarkan pendapat dari sudut pandang saya. Jadi, menulis adalah cara
untuk mengekpresikan diri saya tanpa harus dibatasi oleh apapun.
Tentu bukan hanya menulis belaka, tetapi juga dengan tetap berpegang teguh pada nilai moral dan bijak dalam menggunakan blog untuk hal-hal yang bermanfaat. Bukan hanya berisi curhat semata yang berujung merugikan diri sendiri maupun orang lain dengan menjelekkan hal-hal tertentu yang bersumber dari sisi subjektifitas diri sendiri.
3. Mengarsipkan Perenungan
Perenungan
yang mendalam bisa hilang dalam sekejap jika tak langsung diarsipkan. Sebab, sekali
hilang maka akan susah untuk menemukan makna dibalik peristiwa maupun bacaan yang
menjadi bahan perenungan tersebut. Bagi saya, merenung telah menjadi bagian
dari diri sendiri. Memikirkan hal-hal tertentu dengan kejernihan berpikir dengan
sebaik-baiknya.
Dalam
aktivitas perenungan, ada banyak pelajaran yang saya peroleh. Bahkan bisa
dibilang, itu menjadi ruang bagi saya untuk berdialog dengan diri sendiri di
antara sekelumit kehidupan sebagai manusia yang kerapkali dikejar ekspektasi hidup
oleh.
Melalui
perenungan, saya jadi lebih sadar dalam memikirkan hal-hal yang selama ini kerapkali
terjadi kekeliruan dalam menafsirkannya. Bukan hanya itu, pelajaran yang saya
peroleh dari guru maupun orang-orang yang saya temui menjadi perenungan itu
sendiri.
Sebelum
saya menulis di blog, saya banyak ‘ditolong’ oleh tulisan-tulisan di website maupun
blog. Ada momen tertentu dalam hidup saya yang membuat saya berada di titik
bawah. Membaca satu per satu tulisan tersebut, saya menyadari kalau saya tak
seorang diri dalam menghadapi ujian hidup sebagai anak seorang remaja yang
beranjak dewasa.
Lebih dari itu, saya menemukan ruang untuk berbagi tanpa merasa dihakimi. Saya ingin berbagi pengalaman pada pembaca, sembari mengatakan mantra ajaib berulang-ulang.
“Kamu berharga lebih dari apapun. Hiduplah untuk menemukan kesejatian dirimu sebagai manusia dan mahluk-Nya.”
Saya berusaha
untuk menjadikan blog sebagai bank tulisan bagi diri sendiri. Karena kalau
dipikir-pikir, setiap tulisan yang diunggah pada masa kini perlahan tapi pasti
akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Apa yang saya anggap benar
berdasarkan pengetahuan yang saya miliki pada masa kini, tentu juga akan berubah
di masa depan dengan bertambahnya pengetahuan baru yang saya peroleh. Tentu, tulisan
tersebut akan dipertajam kembali sesuai dengan kapasitas kemampuan diri sendiri.
Bahkan, melalui tulisan yang telah tersimpan di blog, saya belajar mengevaluasi diri sendiri. Sebab, saya akan menyadari hal-hal apa yang perlu saya perbaiki nanti saat menulis. Hal yang belum tentu saja terjadi, jika saya tak menulis.
Lima
alasan di ataslah yang menjadi Big Why Ngeblog. Semoga, pelan-pelan bisa
merangkak menjadi bagian dari hidup untuk menjadi manusia yang sedang
tertatih-tatih menemukan diri sendiri.[]

.png)
.png)

.jpeg)
Komentar
Posting Komentar