Buku Ayat-ayat Feminis: Pembebasan Perempuan Menuju Pesan Kemanusiaan
Barangkali
setiap buku akan selalu menemukan cara untuk menemukan pembacanya dengan cara
yang unik. Inilah yang menggambarkan pertemuan saya dengan buku ini. Salah satu
buku dari sekian buku yang melintas di kepala, ketika membayangkan buku apa
yang paling menginspirasi diri saya dalam menangkap realitas kehidupan dari
sudut pandang perempuan.
Buku
yang saya temukan saat tergeletak begitu saja di sekretariat organisasi
kemahasiswaan. Kala itu, saya bertanya pada penghuni sekretariat, adakah yang
menjadi pemilik buku ini? Ternyata tak ada yang sama sekali mengaku sebagai
pemiliknya. Dan saya disarankan lebih baik mengadopsinya daripada kemudian
hilang, karena tidak ada yang menjaganya. Saya antusias mengiyakan, walaupun
agak sedikit kesal dengan pemilik buku ini entah siapa, yang tak bisa menjaga
dengan baik.
Apa
yang paling saya sukai dari buku ini? Tentu saja judul bukunya yang menurut
saya benar-benar menarik perhatian waktu itu. Buku dengan judul Ayat-ayat
Feminis (Equilibrum Gender): Sebuah Manifes Islam Rahmatan Lil Alamin karya Ema
Marzu Hiz, S.Th.i merupakan buku yang menjadi gerbang pembuka dalam menelusuri
kajian-kajian isu perempuan dari kacamata Islam. Apalagi saya sama sekali tak
tahu-menahu dengan istilah yang menjadi judulnya.
Buku
yang seandainya tidak saya baca saat berada di tahun pertama bangku perkuliahan
itu, sudah bisa dipastikan cara pandang saya akan sangat ‘keterlaluan’ bias
gender dalam melihat berbagai problem yang dihadapi oleh kaum perempuan,
termasuk dalam melihat diri saya. Inilah buku yang menjadi pemantik saya untuk
menjadi berani dalam membentuk cara pandang diri saya, sebagaimana nasehat
Penulis di lembaran awal buku ini yang berbunyi, “Mandi keringat di medan
belajar, agar terhindar mandi darah di medan laga.”
Selain
itu, saya jadi lebih ‘sadar’ dalam menyikapi isu yang berkaitan dengan
perempuan. Saya banyak berkenalan dengan gagasan progresif dari pemikir
intelektual, baik dari tokoh perempuan, aktivis kesetaraan gender, hingga tokoh
agamawan dari Indonesia maupun dari luar negeri melalui buku ini. Sesuatu yang
kemudian berhasil menumbuhkan kegelisahan dan rasa ingin tahu pada aneka
buku-buku lainnya untuk menyelami beragam pemikiran untuk menjawab hal-hal yang
seringkali diragukan oleh diri sendiri.
Buku
yang menyadarkan saya bahwa setiap perempuan itu berharga. Siapapun tak berhak
untuk mencederai hak asasi kaum perempuan, apalagi dengan menindas dengan dalil
agama. Sebab, sejatinya kemanusiaan pada diri perempuan adalah dengan
memuliakan kaum perempuan. Sebagaimana poin sentral yang dibahas buku ini
tentang ikhtiar memanifestasikan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin bagi
seluruh mahluk ciptaan-Nya.
Buku
ini terdiri dari lima bab, pada bagian pertama membahas tentang wacana tentang
konsep gender. Bagian kedua mengenai epistemologi konsep gender dalam
Al-Qur’an, sedangkan bagian ketiga tentang ayat-ayat seks dan gender dalam
Al-Qur’an. Pada bagian keempat mengenai equilibrium dalam Al-Qur’an; sebuah
kontekstualisasi, dan dilanjutkan dengan bagian terakhir yaitu penutup.
Lantas,
apa yang menarik dari isi buku ini? Hal yang menarik saya temukan dalam bab
satu yang berhasil membongkar ketidaktahuan saya akan masalah yang terjadi di
sekitar. Iya, sebuah problem yang tersistematis yang kerapkali dialami oleh kaum
perempuan hanya karena terlahir sebagai perempuan. Hal itu bisa terlihat dari
manifestasi ketidakadilan sosial yang dihadapi oleh perempuan antaranya,
marjinalisasi, subordinasi, pelabelan negatif (stigma), kekerasan dan beban
kerja ganda di kehidupan sehari-hari.
Padahal,
diskriminasi pada kaum perempuan sangat pertentangan dengan misi spirit pembebasan
Islam. Kehadiran Islam sebagai pembebas atas penindasan yang dialami oleh kaum
mustadafhin, di mana perempuan juga termasuk sebagai salah satu kelompok yang
rentan dan dilemahkan oleh sistem. Dalam artian, pesan Islam akan penegakkan
tauhid yang merupakan titik pijakan memaknai ajaran Islam.
Ajaran
tauhid menegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tiada tempat bergantung
maupun berserah kecuali hanya pada-Nya. Manusia dilarang menuhankan manusia, kekuasaan,
harta maupun ego diri manusia itu sendiri. Hal inilah yang ingin ditegaskan oleh
penulis, kalau setiap manusia setara di antar sesama tanpa ada sekat perbedaan
maupun latar belakang—termasuk juga pada kaum perempuan.
Buku
dengan halaman berjumlah 158 halaman ini, akan mengajak pembaca untuk menelusuri
sejarah sekaligus pesan ajaran Islam tentang relasi setara antar sesama perempuan
maupun laki-laki yang kompleks dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh
orang-orang yang masih asing dengan keadilan gender dari perspektif Islam. Barangkali
buku ini bisa menjadi panduan awal untuk mengenali suara-suara ketidakaadilan
karena belenggu patriarki yang masih mengema di sekitar.
Buku
sederhana yang wajib dibaca untuk menemukan pesan kemanusiaan perempuan dalam
kacamata Islam.
Islam Rahmatan Lil Alamin
Penulis : N. Eem Marhamah Zulfa Hiz, S.Th.I
Penerbit : PT. Multazam Mitra Prima
Tahun : 2008
.png)

.jpeg)
Komentar
Posting Komentar